Minggu, 18 November 2012

Makalah Sosiologi - Masalah Sosial

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Seseorang akan menjadi gagap teknologi jika tidak mengikuti perkembangan iptek. Dengan perkembangan iptek yang semakin pesat, maka semakin tinggi pula tuntutat seseorang untuk mengikutinya. Perkembangan iptek menjadi tugas utama dunia pendidikan, yaitu membawa manusia untuk selalu menguasai iptek.

Tantangan dunia pendidikan adalah keterbatasan biaya dan sumber daya manusia yang handal, hal ini tercermin pada penyelenggara pendidikan yaitu sekolah-sekolah. Masih banyak sekolah yang belum memilki gedung yang memadai., kurangnya sarana penunjang pendidikan, dan bahkan kurangnya tenaga pendidik, terlebih di beberapa daerah pedesaan.
Untuk mencetak masnusia yang berkualitas dan handal dibutuhkan dukungan dari semua pihak. Sekolah merupakan kunci utama dalam membentuk manusia yang bermutu. Keberhasilan suatu sekolah adalah integrasi beberapa komponen, antara lain: guru/karyawan, orang tua, da sarana prasarana yang baik dan memadai.

B.        Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.         Apakah ada hubungan antara kondisi orang tua siswa dengan peningkatan prestasi belajar siswa ?
2.         Sejauh mana tingkat hubungan kondisi orang tua dengan prestasi belajar siswa ?

C.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.         Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kondisi orang tua dengan prestasi siswa.
2.         Mengetahui sejauh mana tingkat hubungan antara kondisi orang tua dengan prestasi siswa.

BAB II
PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
A.       Penemuan yang Lalu
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli dan peneliti lain menunjukan bahwa keberhasilan belajar tidak terlepas dari lingkungan sosial psikologis, di mana suasana hubungan yang serasi dan harmonis antaranggota keluarga, antara anak dengan orang tua, antara sesama dan saudara, teman dekat, dan tetangga sangat menunjang keberhasilan belajar.

B.        Teori yang Mendasari
Pada prinsipnya, tujuan utama dalam pendidikan adalah “transfer of learning” yang berarti kesanggupan sesorang untuk menggunakan suatu kecapaian, pengertian, dan prinsip-prinsip yang diperolehnya dari lapangan ke dalam situasi. Sekolah mengajarkan hitung-hitungan di sekolah dengan tujuan agar anak mampu memecahakan masalah hiitungan sehari-hari. Sementara, orang tua mendidik anak-anaknya di rumah agar anak-anak itu juga berlaku sopan terhadap orang lain di luar lingkungan rumah.

1.      Pengertian Belajar Mengajar
Belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa dalam proses pembalajaran. Beberapa unsur yang terdapat pada interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut.
§  Tujuan yang hendak di capai
§  Siswa dan guru
§  Bahan pelajaran
§  Metode yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar.
§  Penilaian yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh ketercapaian tujuan.

2.      Pengertian belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk dari buku, guru, atau sesama teman. Seorang yang semula tidak tahu berubah menjadi tahu. Keberhasilan atau kegagalan seorang siswa menunjukan prestasi belajar yang dicapai, sedangkan kecerdasan seseorang akan memengaruhi prestasi belajar. Prestasi adalah hal yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

3.      Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru pendidik. Dengan demikian, jika peran serta orang tua tinggi diharapkan tingkat prestasi peserta didik juga tinggi. 

C.       Ringkasan dan Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi orang tua sangat berperan dalam keberhasilan anak-anaknya untuk berprestasi.
1.      Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi atau memadai, maka anaknya akan berprestasi karena pola pikir untuk masa depan mereka lebih rasional.
2.      Orang tua yang memiliki kekayaan berlebih akan memberikan segala fasilitas belajar yang sangat memadai bagi anaknya.

D.       Hipotesis
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dituangkan dalam kerangka berpirikir, maka hipotesis (Ha) yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
Terdapat hubungan yang positif antara kondisi orang tua dengan tingkat prestasi belajar siswa.
 
BAB III
METODOLOGI

A.       Pemilihan Subjek Penelitian
Dalam suatu penelitian, perlu menenttukan subjek dan objek penelitian, yang menjadi subjek penelitian adalah orang atau responden  sebagai sumber data, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah yang menjadi pusat perhatian peneliti. Lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut. 

A.1.  Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah kumpulan unit-unit parlementer, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa SMA Negeri 2 Semarang.

A.2.  Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian yang sifat dan karakternya mewakili populasi sebagai subjek penelitian, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 31 siswa kelas XII IS 2 dengan objek penelitiannya adalah latar belakang/kondisi orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa.

B.        Desain dan Pendekatan Penelitian
Desain melakukan penelitian ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Jika data yang diperoleh dalam penelitian disajikan dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat(naratif) bukan dalam bentuk statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.
Jika dalam penelitian berbentuk angka-angka dan cara pengolahannya menggunakan analisis statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Adapun dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

C.       Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan data. Beberapa contoh pengumpulan data antara lain: wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner/angket yang disebar ke 31 siswa XII IS 2, kemudian setelah angket disebarkan para siswa mengisi angket yang sudah diberikan. Setelah angket tersebut selesai terisi, lalu data-data tersebut dihitung dan dilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

BAB 1V
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.       Validasi Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap variabel diukur dengan menggunakan skala internal, sedangakan skor menggunakan skala likert yang ditentukan dengan lima alternatif jawaban. Dengan rincian, mendapatkan bobot/nilai 5 (lima) untuk alternatif sangat setuju, nilai 4 (empat) untuk alternatif setuju, nilai 3 (tiga) untuk alternatif ragu-ragu/netral, nilai 2 (dua) untuk alternatif tidak setuju, dan nilai 1 (satu) untuk alternatif sangat sangat tidak setuju.

B.        Pengujian Data
Uji validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau keabsahan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi, demikian juga sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam sebuah penelitian dan dapat diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, penulis mencoba intrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini disebut dengan kegiatan uji coba (try out) instrumen. Bila data yang diperoleh dari uji coba sudah sesuai dengan seharusnya, berarti instrumen tersebut baik atau sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan uji validitas. Dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya adalah sebagai berikut.
1.         Validitas secara eksternal, yaitu apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Data dihitung secara keseluruhan.
2.         Validitas internal, yaitu apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara keseluruhan.
Sebuah instrumen memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari penelitian yang dimaksud. Pada penelitian ini validitas yang diuji adalah validitas eksternal dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson.

C.       Pengolahan/Analisis Data
Pada penelitian ini diperoleh data yang telah diikthisarkan dalam tabel. Pada peneltian ini diperoleh data yang telah diikhtisarkan dalam tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Setelah data yang dikumpulkan telah diikhtisarkan dalam tabel, maka langkah selanjutnya adalah analisis terhadap hasil yang telah diperoleh.

1.         Pengorganisasian Data
Angket latar belakang orang tua dan latar belakang siswa dibuat tabel x dan y, kemudian menghitung setiap jawaban pernyataan tersebut dengan skor tertinggi yang diperoleh adalah 100 untuk masing-masing kuesioner dan skor terendah yang diperoleh adalah 20. Setiap skor yang diperoleh untuk latar belakang orang tua dihubungkan dengan latar belakang siswa.

Tabel 4.3
Data Jawaban Kuesioner Indikator Kondisi Orang Tua Siswa
Data yang diperoleh dari hasil pengolahan data responden untuk indikator latar belakang siswa akan didistribusikan pada variabel terikat. Angket yang disebar kepada 31 siswa sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4
Data Jawaban Kuesioner Indikator Latar Belakang Siswa

2.         Hipotesis Statistik
Hipotesis yang dapat disusun, yaitu hubungan kondisi/latar belakang orang tua siswa yang memiliki pendidikan tinggi akan sangat peduli terhadap pendidikan anaknya. Dengan demikian, akan sangat berhubungan dengan prestasi belajar anak-anaknya.
3.         Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis di atas adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan antara kondisi orang tua dan siswa dengan latar belakang siswa.
Rumus korelasi Product Moment

Keterangan:
 xy = koefisien relasi X dan Y
x = skor nilai jawaban masing-masing kuesioner tentang kondisi orang tua
y = skor nilai jawaban masing-masing angket tentang prestasi belajar siswa
n = jumlah kelompok subjek yang diselediki

Langkah-langkah dalam menggunakan rumus tersebut di atas adalah sebagai berikut
a.      Mengkuadratkan nilai x pada seluruh subjek
b.      Mengkuadratkan nilai y pada seluruh subjek
c.      Mengalikan nilai x dan y pada seluruh subjek
d.      Menjumlahkan semua skor hasil perhitungan pada x,y,x2,y2 dan xy
e.      Memasukan semua skor yang diperoleh ke dalam rumus di atas

Langkah-langkah dituangkan dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5
Korelasi antara x dan y
Setelah perhitungan kita selesaikan, selanjutnya kita melakukan interpretasi hasil korelasi, yaitu sebagai berikut.
a.       Rumusan Hipotesis
b.      Tentukan nilai rxy
c.       Konsultasikan rxy dengan r pada tabel
d.      Membuat kesimpulan dari data yang diolah
e.       Membuat saran-saran

D. Hasil Pembahasan
Menentukan koefisien Korelasi
Dalam menetukan koefisien korelasi antara x dan y, rumus yang akan digunakan adalah :
Dilihat dari hasil perhitungan di atas tampak bahwa koefisien korelasi dari sampel adalah 0,543 yang menunjukan hubungan yang tidak begitu kuat antara kondisi orang tua dengan prestasi siswa. Jadi orang tua yang berkecukupan dan berpendidikan tinggi serta memfasilitasi anaknya dalam kegiatan belajar belum tentu mempengaruhi prestasi belajar siswa 
 
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya mengenai hubungan antara kondisi/latar belakang orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa, maka penulis mencoba menyusun kesimpulan dan saran.
A.       Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.         Hasil pengujian analisis korelasi menyatakan bahwa masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan yang tidak begitu kuat terhadap variabel terikat yang ditujukan dengan uji korelasi.
2.         Latar belakang orang tua siswa yang berkecukupan dan mampu belum tentu dapat mempengruhi pembelajaran dan prestasi siswa.
3.         Orang tua yang selalu memberi perhatian penuh kepada anaknya juga belum tentu dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

B.        Saran
Setelah ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di atas selanjutnya penulis mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut.
1.         Orang tua harus meghargai setiap usaha anaknya untuk mau mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2.         Lebih baik orang tua membantu dalam pembelajaran anaknya seperti dengan memberi les-les dan kegiatan lainnya yang menunjang pembeljaran anak.

DAFTAR PUSTAKA

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Dhohiri, Drs. Taufiq Rohman, dkk. 2007. Sosiologi 3. Jakarta : Yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar