BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seseorang akan
menjadi gagap teknologi jika tidak mengikuti perkembangan iptek. Dengan
perkembangan iptek yang semakin pesat, maka semakin tinggi pula tuntutat
seseorang untuk mengikutinya. Perkembangan iptek menjadi tugas utama dunia
pendidikan, yaitu membawa manusia untuk selalu menguasai iptek.
Tantangan dunia
pendidikan adalah keterbatasan biaya dan sumber daya manusia yang handal, hal
ini tercermin pada penyelenggara pendidikan yaitu sekolah-sekolah. Masih banyak
sekolah yang belum memilki gedung yang memadai., kurangnya sarana penunjang
pendidikan, dan bahkan kurangnya tenaga pendidik, terlebih di beberapa daerah
pedesaan.
Untuk mencetak
masnusia yang berkualitas dan handal dibutuhkan dukungan dari semua pihak.
Sekolah merupakan kunci utama dalam membentuk manusia yang bermutu.
Keberhasilan suatu sekolah adalah integrasi beberapa komponen, antara lain:
guru/karyawan, orang tua, da sarana prasarana yang baik dan memadai.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Apakah ada hubungan
antara kondisi orang tua siswa dengan peningkatan prestasi belajar siswa ?
2.
Sejauh mana tingkat
hubungan kondisi orang tua dengan prestasi belajar siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara kondisi orang tua dengan prestasi siswa.
2.
Mengetahui sejauh mana
tingkat hubungan antara kondisi orang tua dengan prestasi siswa.
BAB II
PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
A.
Penemuan
yang Lalu
Berdasarkan
penelitian yang sudah dilakukan oleh para ahli dan peneliti lain menunjukan
bahwa keberhasilan belajar tidak terlepas dari lingkungan sosial psikologis, di
mana suasana hubungan yang serasi dan harmonis antaranggota keluarga, antara
anak dengan orang tua, antara sesama dan saudara, teman dekat, dan tetangga
sangat menunjang keberhasilan belajar.
B.
Teori
yang Mendasari
Pada
prinsipnya, tujuan utama dalam pendidikan adalah “transfer of learning” yang berarti kesanggupan sesorang untuk
menggunakan suatu kecapaian, pengertian, dan prinsip-prinsip yang diperolehnya
dari lapangan ke dalam situasi. Sekolah mengajarkan hitung-hitungan di sekolah
dengan tujuan agar anak mampu memecahakan masalah hiitungan sehari-hari.
Sementara, orang tua mendidik anak-anaknya di rumah agar anak-anak itu juga
berlaku sopan terhadap orang lain di luar lingkungan rumah.
1.
Pengertian
Belajar Mengajar
Belajar
mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru
dan antara siswa dengan siswa dalam proses pembalajaran. Beberapa unsur yang
terdapat pada interaksi belajar mengajar adalah sebagai berikut.
§ Tujuan
yang hendak di capai
§ Siswa
dan guru
§ Bahan
pelajaran
§ Metode
yang digunakan untuk menciptakan situasi belajar mengajar.
§ Penilaian
yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh ketercapaian tujuan.
2.
Pengertian
belajar
Belajar
adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya
interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar ini termasuk dari buku, guru,
atau sesama teman. Seorang yang semula tidak tahu berubah menjadi tahu.
Keberhasilan atau kegagalan seorang siswa menunjukan prestasi belajar yang
dicapai, sedangkan kecerdasan seseorang akan memengaruhi prestasi belajar.
Prestasi adalah hal yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan,
dan sebagainya).
3.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru pendidik. Dengan demikian, jika peran serta
orang tua tinggi diharapkan tingkat prestasi peserta didik juga tinggi.
C.
Ringkasan
dan Kerangka Berpikir
Berdasarkan
teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi orang tua sangat berperan
dalam keberhasilan anak-anaknya untuk berprestasi.
1. Orang
tua yang memiliki pendidikan tinggi atau memadai, maka anaknya akan berprestasi
karena pola pikir untuk masa depan mereka lebih rasional.
2. Orang
tua yang memiliki kekayaan berlebih akan memberikan segala fasilitas belajar
yang sangat memadai bagi anaknya.
D.
Hipotesis
Berdasarkan
konsep-konsep yang telah dituangkan dalam kerangka berpirikir, maka hipotesis (Ha)
yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
Terdapat
hubungan yang positif antara kondisi orang tua dengan tingkat prestasi belajar
siswa.
BAB III
METODOLOGI
A.
Pemilihan
Subjek Penelitian
Dalam
suatu penelitian, perlu menenttukan subjek dan objek penelitian, yang menjadi
subjek penelitian adalah orang atau responden
sebagai sumber data, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah yang
menjadi pusat perhatian peneliti. Lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut.
A.1. Populasi
Populasi dalam
penelitian ini adalah kumpulan unit-unit parlementer, atau hal yang menjadi
sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa SMA Negeri 2
Semarang.
A.2. Sampel
Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian
yang sifat dan karakternya mewakili populasi sebagai subjek penelitian, jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 31 siswa kelas XII IS 2 dengan objek
penelitiannya adalah latar belakang/kondisi orang tua siswa dengan prestasi
belajar siswa.
B.
Desain
dan Pendekatan Penelitian
Desain
melakukan penelitian ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Jika data yang diperoleh dalam penelitian
disajikan dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat(naratif) bukan dalam
bentuk statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.
Jika
dalam penelitian berbentuk angka-angka dan cara pengolahannya menggunakan
analisis statistik, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Adapun dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
C.
Pengumpulan
Data
Cara
memperoleh data dikenal sebagai metode pengumpulan data. Beberapa contoh
pengumpulan data antara lain: wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa
kuesioner/angket yang disebar ke 31 siswa XII IS 2, kemudian setelah angket
disebarkan para siswa mengisi angket yang sudah diberikan. Setelah angket
tersebut selesai terisi, lalu data-data tersebut dihitung dan dilakukan
penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
BAB 1V
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Validasi
Instrumen
Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Setiap variabel
diukur dengan menggunakan skala internal, sedangakan skor menggunakan skala
likert yang ditentukan dengan lima alternatif jawaban. Dengan rincian,
mendapatkan bobot/nilai 5 (lima) untuk alternatif sangat setuju, nilai 4
(empat) untuk alternatif setuju, nilai 3 (tiga) untuk alternatif
ragu-ragu/netral, nilai 2 (dua) untuk alternatif tidak setuju, dan nilai 1
(satu) untuk alternatif sangat sangat tidak setuju.
B.
Pengujian
Data
Uji
validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau keabsahan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid memiliki validitas yang tinggi, demikian
juga sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dalam sebuah penelitian dan dapat diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Untuk
menguji tingkat validitas empiris instrumen, penulis mencoba intrumen tersebut
pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini disebut dengan kegiatan uji coba (try out) instrumen. Bila data yang
diperoleh dari uji coba sudah sesuai dengan seharusnya, berarti instrumen
tersebut baik atau sudah valid. Untuk mengetahui ketepatan data diperlukan uji
validitas. Dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya adalah sebagai
berikut.
1.
Validitas secara
eksternal, yaitu apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai
dengan data atau informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud.
Data dihitung secara keseluruhan.
2.
Validitas internal,
yaitu apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara
keseluruhan.
Sebuah instrumen memiliki validitas internal apabila setiap bagian
instrumen mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data
dari penelitian yang dimaksud. Pada penelitian ini validitas yang diuji adalah
validitas eksternal dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson.
C.
Pengolahan/Analisis
Data
Pada
penelitian ini diperoleh data yang telah diikthisarkan dalam tabel. Pada
peneltian ini diperoleh data yang telah diikhtisarkan dalam tabel 4.1 dan tabel
4.2.
Setelah
data yang dikumpulkan telah diikhtisarkan dalam tabel, maka langkah selanjutnya
adalah analisis terhadap hasil yang telah diperoleh.
1.
Pengorganisasian
Data
Angket
latar belakang orang tua dan latar belakang siswa dibuat tabel x dan y,
kemudian menghitung setiap jawaban pernyataan tersebut dengan skor tertinggi
yang diperoleh adalah 100 untuk masing-masing kuesioner dan skor terendah yang
diperoleh adalah 20. Setiap skor yang diperoleh untuk latar belakang orang tua
dihubungkan dengan latar belakang siswa.
Tabel 4.3
Data Jawaban Kuesioner
Indikator Kondisi Orang Tua Siswa
Data
yang diperoleh dari hasil pengolahan data responden untuk indikator latar
belakang siswa akan didistribusikan pada variabel terikat. Angket yang disebar
kepada 31 siswa sebagai alat ukur untuk menilai sejauh mana prestasi belajar
siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Data Jawaban Kuesioner
Indikator Latar Belakang Siswa
2.
Hipotesis
Statistik
Hipotesis
yang dapat disusun, yaitu hubungan kondisi/latar belakang orang tua siswa yang memiliki
pendidikan tinggi akan sangat peduli terhadap pendidikan anaknya. Dengan
demikian, akan sangat berhubungan dengan prestasi belajar anak-anaknya.
3.
Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis di atas adalah teknik
korelasi product moment dari Pearson. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui apakah hubungan antara kondisi orang tua dan siswa dengan latar
belakang siswa.
Rumus
korelasi Product Moment
Keterangan:
xy = koefisien relasi X
dan Y
x = skor nilai
jawaban masing-masing kuesioner tentang kondisi orang tua
y
= skor nilai jawaban masing-masing angket tentang prestasi belajar siswa
n
= jumlah kelompok subjek yang diselediki
Langkah-langkah
dalam menggunakan rumus tersebut di atas adalah sebagai berikut
a. Mengkuadratkan
nilai x pada seluruh subjek
b. Mengkuadratkan
nilai y pada seluruh subjek
c. Mengalikan
nilai x dan y pada seluruh subjek
d. Menjumlahkan
semua skor hasil perhitungan pada x,y,x2,y2 dan xy
e. Memasukan
semua skor yang diperoleh ke dalam rumus di atas
Langkah-langkah dituangkan dalam tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Korelasi antara x dan y
Setelah perhitungan kita selesaikan, selanjutnya kita melakukan
interpretasi hasil korelasi, yaitu sebagai berikut.
a. Rumusan
Hipotesis
b. Tentukan
nilai rxy
c. Konsultasikan
rxy dengan r pada tabel
d. Membuat
kesimpulan dari data yang diolah
e. Membuat
saran-saran
D. Hasil Pembahasan
Menentukan koefisien Korelasi
Dalam menetukan koefisien korelasi antara x dan y, rumus yang akan
digunakan adalah :
Dilihat dari hasil perhitungan di atas
tampak bahwa koefisien korelasi dari sampel adalah 0,543 yang menunjukan hubungan yang tidak begitu kuat antara kondisi
orang tua dengan prestasi siswa. Jadi orang tua yang berkecukupan dan
berpendidikan tinggi serta memfasilitasi anaknya dalam kegiatan belajar belum
tentu mempengaruhi prestasi belajar siswa
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah
penulis uraikan pada bab sebelumnya mengenai hubungan antara kondisi/latar
belakang orang tua siswa dengan prestasi belajar siswa, maka penulis mencoba
menyusun kesimpulan dan saran.
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.
Hasil pengujian
analisis korelasi menyatakan bahwa masing-masing variabel bebas mempunyai
hubungan yang tidak begitu kuat terhadap variabel terikat yang ditujukan dengan
uji korelasi.
2.
Latar belakang orang
tua siswa yang berkecukupan dan mampu belum tentu dapat mempengruhi
pembelajaran dan prestasi siswa.
3.
Orang tua yang selalu
memberi perhatian penuh kepada anaknya juga belum tentu dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa
B.
Saran
Setelah
ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di atas selanjutnya penulis mengajukan
beberapa saran, yaitu sebagai berikut.
1.
Orang tua harus
meghargai setiap usaha anaknya untuk mau mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2.
Lebih baik orang tua
membantu dalam pembelajaran anaknya seperti dengan memberi les-les dan kegiatan
lainnya yang menunjang pembeljaran anak.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, W.J.S.
1976. Kamus Lengkap Bahasa
Inggris-Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Dhohiri, Drs. Taufiq
Rohman, dkk. 2007. Sosiologi 3.
Jakarta : Yudhistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar